Pengumuman


Bila tulisan yang Anda cari tidak ada di sini, silakan kunjungi santai2008.wordpress.com

Jumat, 20 Maret 2009

Mengungkap Kebohongan Lewat ”Xiang Mian”


Oleh: Djulianto Susantio


Kebudayaan Tiongkok penuh dengan ungkapan yang mencerminkan sebuah keyakinan bahwa kepribadian seseorang dapat dibaca dari wajahnya. Dia bermata licik, dia bermulut culas, atau dia berhidung jahat, hanyalah beberapa dari sekian banyak contoh yang ada.

Selama ribuan tahun, masyarakat China mengembangkan sebuah sistem paling komprehensif dalam membaca peruntungan lewat wajah. Para kaisar dan penguasa telah menggunakan metode xiang mian ini untuk memahami sifat, karakter, dan masa depan seseorang, terlebih yang duduk di jajaran pemerintahan.

Di dunia Barat, xiang mian dikenal sebagai fisiognomi, yaitu gabungan kata fisiologi dan anatomi. Fisiognomi atau seni membaca tubuh (termasuk wajah) juga banyak digandrungi penguasa-penguasa Yunani dan Romawi.

Dalam memilih pembantu-pembantunya, mereka berkonsultasi dengan ahli-ahli fisiognomi termasuk palmistri (ilmu rajah tangan). Orang boleh saja berkata bohong, tapi wajah tidak dapat dibohongi.

Konsep inti dalam pemikiran demikian adalah bahwa tubuh merupakan mikrokosmos alam semesta. Dengan demikian, semua yang ada (karakter, sifat, peruntungan, dsb) dapat diketahui melalui cerminan tubuh manusia (Seni Membaca Wajah dan Garis Tangan, 2002).

Lima ciri roman muka fisiognomi Tiongkok dan Barat yang dinilai mampu menceritakan kebohongan adalah mata, alis, mulut, hidung, dan telinga. Meskipun demikian, rambut, dahi, pipi, dan dagu juga ikut diperhatikan. Namun di antara organ-organ itu, mata merupakan roman muka yang dipandang paling penting karena diyakini mengendalikan ciri-ciri roman muka lainnya.

Dipercaya, keakuratan pengetahuan ini untuk menilai kepribadian seseorang berada di kisaran 90 persen. Selama berabad-abad penguasa Tiongkok, Yunani, dan Romawi sangat tergantung pada fisiognomi untuk memilih para menteri atau pejabat negara.

Pada zaman modern sejumlah kepala negara juga memercayai pengetahuan kuno itu untuk menyusun kabinet. Fisiognomi modern juga digunakan pengadilan dan sejenisnya untuk mendeteksi kebohongan pejabat. Melalui analisis fisiognomi “topeng-topeng” mereka sebenarnya dapat terbuka. Fisiognomi bukanlah mistik tapi telah teruji keakuratannya berdasarkan data empiris di banyak negara.


Bahasa Tubuh dan Tulisan Tangan

Kebohongan, kelicikan, keculasan, dsb dapat pula diketahui melalui bahasa tubuh (body language) atau komunikasi nonverbal. Sekitar tahun 1960 beberapa pakar mulai mengembangkan kinesiologi. Kehadiran kinesiologi mendapat perhatian serius sejak Julius Fast menerbitkan buku tentang bahasa tubuh pada 1970.

Fast sendiri mendapat ilham dari tokoh teori evolusi, Charles Darwin, yang menerbitkan The Expression of Emotions in Man and Animals pada 1872. Menurut penelitian modern, sebagian terbesar yakni 55 persen, pesan manusia terdiri atas komunikasi nonverbal. Ternyata, hampir semua gerakan isyarat komunikasi dasar memiliki kesamaan antarbangsa-bangsa di dunia. Bila senang, orang tersenyum. Sebaliknya bila sedih atau marah, orang mengerutkan dahi. Menganggukkan kepala hampir secara universal mengatakan “ya” (Bahasa Tubuh, 1996).

Bahasa tubuh (termasuk bahasa wajah) sukar dipalsukan untuk jangka panjang. Menurut penelitian para pakar, berbohong itu sulit dilakukan karena pikiran bawah sadar bertindak secara otomatis. Kebohongan-kebohongan bisa diketahui lewat isyarat mikro, seperti kedutan otot, wajah, pembesaran dan pengecilan pupil, keringat pada kening, memerahnya pipi, kedipan mata, dan banyak lagi.

Seperti halnya fisiognomi, analisis bahasa tubuh amat diperlukan untuk mengetahui “wajah-wajah palsu” di pemerintahan kita, termasuk politikus dan masyarakat. Tidak mustahil banyak dari mereka adalah “serigala berbulu domba”. Di sejumlah negara, teknik membaca tubuh banyak dimanfaatkan di institusi kepolisian dan hukum.

Metode lain untuk menganalisis kebohongan atau kepalsuan seseorang adalah melalui tulisan tangan yang bersangkutan. Menurut para peneliti, tulisan muncul dari akar bawah sadar manusia sehingga setiap goresan dan tarikan yang ditorehkan pada kertas dapat menunjukkan karakter dan menggambarkan kepribadian si penulis. Ilmu yang memelajari analisis tulisan tangan disebut grafologi, berasal dari bahasa Yunani grapho (saya menulis) dan logos (teori atau ilmu). Meskipun sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, grafologi modern muncul pada abad ke-19.

Para dokter dan psikolog menyadari bahwa dorongan yang membuat sesorang menulis datang langsung dari otak. Dalam menulis, dorongan-dorongan ini menimbulkan suatu seri gerakan yang halus dan kompleks. Gerakan kecil inilah yang mencatat pengaruh-pengaruh dari pikiran di alam bawah sadar (Penggunaan Grafologi untuk Keberhasilan Bisnis, 1995; Brain Writing, 2005; Grafologi, 2006).


Dari Nero sampai Oliver North

Tulisan seseorang begitu unik karena tidak ada satu pun yang sama persis, meskipun dia saudara kembar. Sejauh ini, grafologi banyak digunakan untuk berbagai keperluan, seperti mengetahui kepribadian, memilih karir, seleksi penerimaan karyawan, mendiagnosa penyakit, dan mendeteksi tindakan kriminal.

Sekitar tiga ribu tahun yang lalu Kaisar Nero menyatakan dia tidak percaya kepada seseorang yang tulisan tangannya menunjukkan karakter penipu. Pada awal abad ke-2 sejarawan Romawi, Suetonius Tranquillus, mengatakan tulisan tangan Kaisar Augustus Caesar tidak terpisah dengan cukup baik. Ciri-ciri ini menunjukkan dia adalah orang yang kejam.

Pada zaman modern, grafologi paling banyak dimanfaatkan negara-negara maju demi penegakan hukum dan seleksi karyawan. Skandal Watergate yang melibatkan Presiden AS Richard Nixon antara lain terungkap lewat analisis tanda tangannya yang berbentuk suatu garis panjang dengan suatu x yang melaluinya. Begitu pun kasus Iran-Contra, yakni penjualan senjata secara ilegal kepada Iran, oleh Kolonel Oliver North.

Penggelapan uang sejumlah 62.000 dolar AS dari sebuah klinik di AS pada 1990-an juga terlacak berkat sejumlah tulisan tangan. Menurut analisis seorang pakar grafologi, dari sejumlah orang itu ada satu orang yang menulis dengan “baris terakhir dari kata awalnya mulai lebih jauh ke kiri dibandingkan kata awal pada baris di atasnya”.

Ciri ini menandakan orang tersebut kehilangan spontanitas dan memiliki kecenderungan berbohong. Setelah dikaji lebih dalam oleh pihak kepolisian, orang yang paling dicurigai itu akhirnya mengakui perbuatannya (Biarkan Tulisan Tangan Berbicara, 2004).

Sejumlah pemimpin negara mempunyai penasehat-penasehat nonformal. Beberapa presiden AS, misalnya, sangat percaya pada pandangan-pandangan peramal Jeanne Dixon. Tiongkok berhasil bangkit dari tidur panjangnya berkat panduan ahli-ahli nujum. Singapura mampu berkembang pesat di Asia melalui ahli-ahli feng shui.

Mudah-mudahan kita mulai berani melakukan uji coba dengan menggunakan fisiognomi, kinesiologi, dan grafologi, baik secara terpisah maupun secara gabungan.

Banyak kebohongan dan kepalsuan di negara kita, sampai kini belum terungkap tuntas. Siapa tahu pengetahuan-pengetahuan tersebut akan membantu upaya pemberantasan korupsi yang sedang gencar-gencarnya dilakukan para penegak hukum.

Penulis adalah pemerhati seni Oriental. Tinggal di Jakarta

(Sumber: Sinar Harapan, Sabtu, 16 Juni 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Feng Shui Bintang Terbang

Ramal Jodoh

Kelahiran Anda

Petunjuk Zodiak

Chinese Calendar

Numerologi

KONTAK PENULIS

Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):

Alamat IP Anda

IP